weLComE tO wINdU's bLOg

IPBA

Akhir Sebuah Bintang
Bagaimanakah akhir bintang untuk :
a.       Bintang yang massanya = massa matahari
Akumulasi karbon dalam inti akan mengalami keruntuhan secara lambat sampai ada gaya campur tangan. Keruntuhan itu disebabkan oleh prinsip Pauli yang mengatakan bahwa tidak ada dua electron yang menempati suatu keadaan yang sama. Setelah inti mulai runtuh electron dikompress menjadi volume yang lebih kecil.  Sementara itu, matahari terus memancarkan energi yang luar biasa mencapai 70.000 derajat sehingga permukaan mulai menyusut. Pada akhirnya, elektron akan mencapai titik dimana mereka dapat saling mendorong. Pada titik ini, berlaku prinsip pauli dan runtuhnya akan berhenti karena alasan sederhana bahwa elektron tidak dapat mendorong lebih dekat. Kekuatan permanen dari luar yang akan diberikan pada setiap elemen dalam bintang, akan menghentikan gaya gravitasi. Pada tahap ini, ukuran matahari agak mengecil, dan dalam waktu yang panjang, tidak akan menghasilkan energy melalui reaksi nuklir. Kejadian itu, akan menyebabkan
matahari sangat panas dan membutuhkan waktu yang lama untuk proses pendinginan
Ketika matahari mencapai tahap ini, maka akan agak kecil kemungkinan tentang ukuran bumi (meskipun masih ratusan kali lebih besar daripada bumi)- dan itu akan tidak loger akan menghasilkan energi melalui rections nuklir. Itu akan sangat panas dan akan memakan waktu lama untuk mendinginkan. Selama fase ini, suhu setiap bagian dari permukaan matahari akan sangat tinggi, tetapi, karena matahari akan mengecil, jumlah radiasi yang datang tidak akan sangat besar. Hal ini menyebabkan matahari akan menjadi bintang yang mirip dengan katai putih. Sebagian besar karbon yang merupakan produk akhir dari pembakaran helium akan tetap terkunci dalam katai putih dan tidak akan dikembalikan ke angkasa.
Bintang yang hampir sama dengan matahari kira-kira mengalami keruntuhan yang sama dengan matahari, seperti terlihat dalam digram hr. Bintang-bintang tersebut akan memiliki hidup yang berbeda. Bintang-bintang berukuran lebih besar dari matahari akan membakar hidrogen pada tingkat yang luar biasa untuk mengatasi gaya gravitasi, sehingga akan menyelesaikan siklus dalam waktu yang relatif singkat, kurang dari satu milyar tahun, dibandingkan dengan matahari 11 - milyar tahun span.

b.      Bintang yang sangat besar (sampai bintang netron dan black holes)
Sebuah bintang yang sangat besar yang tersusun dari hidrogen dan helium terbakar. Jika temperatur dan tekanan cukup tinggi, karbon dapat mengalami penambahan reaksi nuklir untuk membentuk bahan padat seperti besi, berakhir pada abu nuklir. Pada waktu besi terbentuk, tidak banyak energi yang dihasilkan oleh reaksi ini dan pembakaran akan berhenti. Berakhirnya sebuah bintang disebabkan oleh adanya bencana besar dari keruntuhan gaya gravitasi dan pemantulan yang disebut supernova, dimana sebuah bintang meledak dan memuntahkan semua bahan kimia ke dalam lapisan langit. Sebuah asap padat, memutar bintang neutron atau pulsar mungkin hanya sisa dari bintang yang asli.
Bintang-bintang yang 10 kali lebih besar dari matahari akan berakhir pada proses supernova dan mengeluarkan bahan-bahan padat dalam jumlah besar kedalam luar angkasa. Selain disebabkan oleh pembentukan pulsar, berakhirnya sebuah bintang yang sangat besar mungkin 50 kali lebih besar dari matahari juga dapat terjadi karena black hole. Ini terjadi, saat kecepatan dari partikel sangat besar melebihi kecepatan cahaya, sehingga gaya gravitasi yang dihasilkan sangat besar. Black hole merupakan sebuah benda yang demikian padat dengan massa sangat besar sehingga tidak ada apapun baik itu cahaya, yang dapat lepas dari permukaannya. Black hole ini tercipta ketika suatu obyek termasuk bintang besar tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri.

2.      Bagaimanakah penjelasan Redshift dan kaitannya dengan Teori Big Bang?
Pergeseran merah (redshift) merupakan perubahan spektrum ke arah panjang gelombang yang lebih besar (energi lebih kecil), didapatkan dengan melakukan observasi yang simultan. Jika galaksi bergerak menjauhi pengamat, maka spektrumnya akan bergeser ke arah merah yang disebut redshift. Melalui observasi pergeseran warna merah ini untuk mengukur pergeseran panjang gelombang spektrum galaksi terhadap spektrum standart yang disesuaikan dengan efek Doppler pada gelombang elektromagnetik sehingga diperoleh kecepatan gerak relatif dari Bumi.
Teori Big Bang berhasil membangun hubungan antara jarak bintang dengan besar pergesaran merah yang teramati. Teori Big Bang memprediksi alam semesta yang mengembang. Pergeseran merah terjadi ketika sesuatu mulai menjauhi bumi. Hal ini menegaskan bahwa galaksi berkembang dan saling bergerak menjauhi bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar